Latest News

MENGAPA MENGHINA JOKOWI

Mengapa Menghina Jokowi? Indonesia baru saja memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru yang sah, yang telah dipilih oleh lebih dari 50% pemilih. Tentu ini menjadi kabar gembira untuk kita, karena ini bukan kemenangan Jokowi-JK saja, melainkan kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Tak ada lagi kata presiden idaman, selama masih ada rasa fanatisme terhadap pilihan dan kelompok. Karena sampai kapan pun satu pihak tak akan bisa menerima pihak yang lain. Yang seharusnya diributkan bangsa Indonesia bukanlah siapa presiden pilihan, tetapi bagaimana cara kita menghargai dan dewasa dalam menghadapi realitas, khususnya politik. Karena itulah salah satu hakikat dari demokrasi. Lalu buat apa anti Jokowi? 

MENGAPA MENGHINA JOKOWI

Mengapa menghina Jokowi? Toh kita masih menjadi bangsa Indonesia, dan Jokowi adalah Presiden Indonesia. Alangkah lebih baik jika kita mengawal kinerja presiden dan wakilnya beserta jajaran pemerintahan. Karena itu akan lebih berdampak positif bagi kita, daripada menghina dan menghujat. Jika ada manusia yang sempurna untuk jadi pemimpin, maka itu tak lebih hanya buah dari arogansi. Maka tak akan ada pemimpin yang sempurna di semua lini dan dapat diterima semua pihak. Karena dengan perbedaan itulah kita seharusnya belajar memahami apa itu perbedaan, bukan mempertegas perbedaan.

Jokowi adalah Presiden Indonesia, dan itulah realitas yang harus kita terima. Jokowi sah di mata hukum sebagai Presiden Indonesia, dan kita harus menset pikiran kita untuk itu. Jokowi bukanlah superhero, Jokowi bukanlah manusia sempurna, dan Jokowi pun tak bisa tidak salah. Dan buat apa kita menganggap kita anti-Jokowi sedangkan kita masih menjadi rakyat Indonesia? Karena kebijakan Jokowi akan menajdi kebijakan nasional. Oposisi bukan berarti anti, tetapi lebih kepada pengawas dan penyeimbang. Kalaupun ada yang tidak suka dengan Jokowi, itu sangat wajar. Tetapi bukan berarti menghujat. Jika kita menggunakan logika sederhana, Bagaimana perasaan kita jika kita dilhinakan oleh orang tidak suka dengan kita? Tentu kita akan merasa aneh dan risih. Karena pelampiasan tidak suka akan lebih tepat jika dilakukan dengan cara yang bijak dan beretika.

Sebagai warga negara Indonesia, tentu kita harus selalu belajar untuk dewasa dan logis menerima kenyataan politik. Karena hanya dengan itu kita bisa maju dalam hal demokrasi. Kenyataan bahwa Jokowi adalah presiden kita harus kita sikapi dengan bijak, bukan dengan menganggap kita anti-Jokowi. Alangkah lebih dinamisnya pemerintahan Indonesia jika seluruh rakyat Indonesia bersedia mengawal jalannya pemerintahan dengan cara-cara yang etis dan lazim. Selanjutnya kita hanya perlu menumbuhkan rasa percaya bahwa Jokowi-JK dan menterinya akan bekerja dengan baik mengurus Indonesia ini. Dan jika Jokowi-JK akan melakukan kesalahan yang berdampak negatif bagi Indonesia, barulah kita mengkritik dengan kritikan yang membangun. Tujuannya agar ada perbaikan dan pembenahan menuju arah yang lebih baik.

Kembali ke topik mengapa menghina Jokowi, tentu kita punya pendapat yang berbeda. Ada yang mengatakan itu tindakan yang keterlaluan, ada pula yang mengatakan itu wajar. Bahkan ada pula yang mengatakan tim pengacara Jokowi keterlaluan karena telah mempolisikan pelaku peghinaan. Kita tahu bahwa seorang pemuda yang kesehariannya sebagai tukang sate telah menghina Jokowi dengan visual yang tidak etis di sosial media. Secara hati ke hati, tentu Jokowi akan memaafkan pelaku jika memang pelaku minta maaf. Lalu bagaimana dengan proses hukumnya? Proses hukum pada hakiatnya adalah sebuah pembelajaran untuk pelaku bahwa apa yang ia lakukan adalah tindakan yang salah. Dan hukum bertujuan memberikan efek jera bagi pelaku agar tak mengulangi perbuatan yang salah (lagi). Soal proses hukum ini pastilah kita juga punya argumen yang berbeda. Tetapi kita punya argumen yang sama, bahwa menghina dan melecehkan adalah tindakan yang salah dan tidak pantas dilakukan.

Sekian