Pro Kontra Jokowi Ingin Menaikkan Harga BBM - Masih sangat jelas ingatan kita tentang isu dan wacana untuk menaikkan harga BBm bersubsidi. BBM seperti hal yang tak bisa dipisahkan dari kita saat ini. Setiap hari kita menggunakan BBM (bahan bakar minyak) untuk menunjang aktivitas harian kita. Motor, mobil, bus, adalah moda transportasi yang tidak bisa berjalan tanpa BBM. Dan kita pun sama-sama tahu bahkan saling beradu pendapat soal kenaikan harga BBM. Khusunya pasca kenaikan BBM, Bagaimana hidup kita nanti?." Pertanyaan yang sulit dijawab karena perbedaan pandangan terhadap kenaikan BBM. Yang pasti, di pemerinatahan baru Jokowi-JK akan ada banyak PR dan keputusan sensitif yang bisa memicu stabilitas kehidupan masyarakat Indonesia. Kita akan berbagi ulasan dan diskusi tentang Pro Kontra Jokowi (Ingin) Menaikkan Harga BBM. Kenapa ada kata ingin? Karena memang belum dilaksanakan dan baru sebatas wacana.
Pro Kontra Kenaikan Harga BBM |
Jokowi adalah presiden ketujuh Indonesia yang terpilih setelah melalu proses pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014 silam. Jokowi sebelum menjabat sebagai capres adalah gubernur DKI Jakarta. Jokowi menjadi pusat perbincangan bagi para elit politik dan masyarakat indonesia secara umum karena terdengarnya isu Jokowi ingin menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan keuangan negara. Sebelum kita menghakimi orang lain, kita harus tahu bahwa setiap orang punya hak untuk berpendapat. Nah kita akan sejenak menyimak sejarah kenaikan BBM dalam beberapa tahun terakhir.
Mungkin anda masih ingat saat pemerintahan SBY ingin menaikkan harga BBM pada bulan juni tahun 2013. Apa yang jelas teringat? Mungkin penolakan yang gencar dari partai oposisi (PDI Perjuangan) dan beberapa partai lain. Bahkan pengerahan massa pun dilakukan dengan turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM. Spanduk dan baliho pun berjajar rapi di pinggir jalan yang intinya adalah menolak kenaikan harga BBM. Di dalam spanduk juga jelas tertulis PDIP Tolak Kenaikan Harga BBM Sampai Titik Darah Penghabisan. Lalu apa kesimpulannya? Yaitu PDI Perjuangan selalu menolak kenaikan harga BBM dan tentu menolak menaikkan harga BBM. Bukankah demikian?
2013 telah berlalu, dan kini pemerintahan yang baru siap menjalankan tugas-tugasnya. Jokowi dan JK sebagai RI-1 dan RI-2 berhak memimpin Indonesia, termasuk dalam kebijakan harga BBM. Dan yang jelas, PDI Perjuangan bukan lagi sebagai partai oposisi seperti tahun-tahun sebelumnya. Kini, partai berlambang banteng tersebut duduk sebagai partai pemerintah. Lalu apakah dengan posisi yang berbeda tersebut lantas membuat PDI P berubah haluan dari menolak menjadi mengajak untuk menaikkan harga BBM? Semoga saja tidak. Tetapi kalau pun iya, harus bertanggung jawab dengan kondisi dan dampaknya. Pertamina sebagai perusahaan yang membidangi perminyakan di Indonesia jelas menyatakan bahwa subsidi BBM cukup untuk setidaknya sampai akhir tahun 2014.
Jokowi ingin menaikkan harga BBM. Apakah pernyataan itu benar? Apa alasan jokowi ingin menaikkan harga BBm? Tentu semua jawaban sudah terhimpun dalam siaran dan liputan TV yang setiap hari kita konsumsi. Anda pun pasti tahu apa dampak dan reaksi bangsa Indonesia jika benar harga BBM jadi naik. Banyak yang menolak, tetapi ada juga yang mendukung. Inilah yang menjadi pro kontra kenaikan harga BBM di awal masa pelantikan Jokowi sebagai presiden. Jika anda setuju, maka berikan alasanmu. Pun juga anda yang menolak, tuangkan pendapatmu secara bijak.
Tak lupa tugas kita adalah mengawal Jokowi-JK dalam menjalankan roda pemerintahan Indonesia. Mengawal diartikan sebagai bentuk dukungan, tetapi juga bisa diartikan menjadi punya hak menolak atas keputusan yang akan diambil. Jangan sampai keputusan itu terlanjur diputuskan tanpa pengawalan dari kita Bangsa Indonesia. Salam Indonesia Sejahtera.!!!
Baca juga yang ini : Profil Rini Soemarmo Ketua Tim Transisi Jokowi